Khasanah Pustaka Nusantara (Khastara) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia


Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, dan pelestarian sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 43 tahun 2007, Perpustakaan Nasional berinovasi membuat situs web Khastara (Khasanah Pustaka Nusantara). Situs yang diluncurkan pada Januari 2019 ini berisi naskah kuno, buku langka, peta, foto, majalah, surat kabar langka serta sumber lainnya yang telah dialihmediakan.

 

Situs web Khastara merupakan hasil kerja sama Pusat Preservasi sebagai penyedia konten dan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi sebagai pengelola situs web. Mengalihmediakan bahan perpustakaan merupakan upaya Perpustakaan Nasional untuk melestarikan konten dan fisik bahan perpustakaan yang sudah sangat rapuh.

 

“Web ini berisi konten digital hasil alih media koleksi Perpusnas, lebih ke koleksi yang mengandung nilai historis yang tinggi. Rencananya akan didigitalkan semua naskah kuno dan buku langka,” jelas Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi, Tuty Hendrawati, saat menjadi narasumber pada Sosialisasi Situs Web di Teater Soekarman Perpustakaan Nasional, Rabu (18/9). Selain itu, Pusat Preservasi juga melakukan kegiatan pelestarian naskah kuno milik perorangan. Jika telah mendapatkan izin dari pemiliknya, maka naskah kuno tersebut akan dipublikasikan di situs web Khastara.

 

“Ke depannya ingin dikembangkan, selain dari konten digital yang berupa tulisan aslinya, bisa ditampilkan juga hasil alih aksaranya, sadurannya agar masyarakat awam yang tidak tahu dan bukan pemerhati naskah akan tertarik juga untuk mempelajarinya,” tambah Tuty.

 

Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil mengapreasiasi kerja keras Perpusnas dalam mengalihmediakan naskah kuno. “Saya coba browsing waktu bulan Februari 2019, baru 1.300an judul naskah kuno yang sudah di-upload. Kemarin sore (September 2019, red), saya cek lagi Khastara, ternyata sudah 1.600an judul,” ungkap Munawar.

 

Munawar, yang berkecimpung di bidang naskah kuno selama 26 tahun, menjelaskan kesulitan yang dialami dalam bidang kajian naskah adalah menemukan sumber primer, yaitu naskah kuno. Menurutnya mahasiswa yang mengkaji naskah kuno sangat sedikit karena terkendala biaya penelitian. Namun demikian, dengan adanya situs web Khastara kendala tersebut dapat diatasi. "Sekarang tinggal duduk, cari tempat nongkrong yang ada wifi-nya, tinggal download, selesai. Tidak ada alasan lagi bagi mahasiswa, susah cari naskahnya. Cek aja di Khastara,” jelas Munawar. Enter




Posting Komentar

0 Komentar