Anugerah Bhinneka Tunggal Ika dalam Sutasoma: Bung Karno Inspirasi Gadis Mesir

Oleh: Radwa Mohamed Moustafa Fesir

Dalam keheningan sepertiga malam, saya berusaha menghirup kesejukan udara Nusantara. Menunggu fajar. Merasakan kekuatan, keindahan, keanekaragaman yang menjadi identitas negeri ini. Di bawah Bendera Revolusi, masih terasa auranya hingga seantero dunia. Revolusi, hanya bisa dilakukan orang terpilih, yang senantiasa menghidupkan sepertiga malam. Menjadi saksi kemunculan Sang Fajar. Bukankah engkau dijuluki Putera Sang Fajar, bukan hanya karena engkau dilahirkan ketika fajar, melainkan juga senantiasa menghidupkan waktu fajar? Walfajr. Demi waktu fajar. Wa minallili fatahajjad bihi naafilatallak, 'asaa ayyab'atsaka rabbuka maqaamam mahmuudaa. Dan pada sebagian malam, lakukanlah salah tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

 

Nama saya Radwa Mohamed Moustafa Moustafa Feshir, saya perempuan Mesir yang mendapatkan anugerah darmasiswa, seperti engkau (Soekarno) mendapatkan anugerah Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Sutasoma. Secara khusus, saya belajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan secara umum saya belajar kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang pentingnya arti menghargai sebuah perbedaan.


Sebelum datang ke Indonesia, saya telah mencari tahu informasi tentang Bung Karno. Saya sangat mengagumi Presiden Soekarno atas perannya yang pada akhirnya membuat Negara Indonesia merdeka dengan gaya hidupnya yang sederhana. Persahabatan yang sangat kuat terjalin antara Bapak dan Presiden Mesir waktu itu, Bapak Gamal Abdel Naser. Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Dan persahabatan itu menjadi sangat kuat ketika Presiden Gamal mengunjungi Indonesia untuk ikut Konferensi Asia Afrika di Bandung.

 

Di Negeri Piramida, pertama kali saya tahu informasi tentang Indonesia ketika saya pergi ke Pusat Belajar Bahasa Indonesia di Universitas Kanal Suez di Mesir dengan gratis. Adanya lembaga tersebut sebab Universitas El-Azhar di Mesir memberi banyak mahasiswa  dari Indonesia beasiswa untuk belajar agama Islam. Hampir 6000 mahasiswa yang belajar di Mesir, jadi kedutaan Negara Indonesia membuka 3 pusat belajar untuk mengajar bahasa Indonesia di Mesir dengan gratis. 

 

Guru-guru saya di Mesir Bapak Taufan, Bapak Tamrin dan Bapak Dedi adalah guru yang terbaik. Mereka mengajar kita bahasa dengan cara yang sangat mudah dan itu yang membuat saya sangat suka bahasa dan Negara Indonesia. Kami disana seperti keluarga (para guru dan mahasiswa) dan Pusat Studi Indonesia sebagai rumah saya kedua serta guru-guru di sana sebagai kakak saya. Di sana kami selalu membuat acara masakan makanan Indonesia dan menonton film Indonesia atau acara menyanyi dan kadang-kadang ada acara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) seperti lomba pidato dan cerita yang saya ikut dan menjadi juara kedua di lomba cerita tersebut. 

 

Yang menjadi perhatian saya ketika belajar di Pusat Belajar Bahasa Indonesia adalah hubungan persahabatan antara Presiden Soekarno dan Presiden Gamal. Sejujurnya sebelum saya mulai belajar bahasa Indonesia saya tidak tahu banyak informasi tentang Indonesia, tetapi setelah mulai belajar bahasa saya menjadi sangat semangat mencari  informasi tentang Indonesia dan pada waktu saya mulai menulis posts di Facebook di halaman Pusat Studi Indonesia untuk membuat mahasiswa-mahasiswa di Mesir tahu tentang Pusat ini dan setiap hari saya mencari sesuatu yang baru tentang Indonesia dan menulis tentangnya. Saya melakukan ini dengan gratis karena (PSI) adalah rumah saya kedua! 

 

Setelah saya lancar berbahasa Indonesia, saya tahu tentang beasiswa Darmasiswa dari guru saya dan saya sangat semangat dan langsung daftar. Setelah saya diterima oleh Universitas Gadjah Mada saya berangkat pada tanggal 28/8/2017 dari bandara Mesir ke bandara Seokarno hatta dan pada tiga hari saya tinggal di Jakarta saya sangat senang. Di sana saya bertemu dengan banyak mahasiswa asing dari seluruh dunia dan semuanya sangat bagus. Keadaan saya disini membuat saya lebih lancar dengan bahasa Indonesia dan membuat saya sangat rajin belajar. Universitas Gadjah Mada sangat bagus dan guru-guru saya disini sangat kuat dengan bahasa jadi saya semakin baik dengan bahasa Indonesia. 

 

Indonesia Negara yang sangat indah, pemandangan alam disini tidak bisa dilihat di tempat lain, selalu membuat saya bersyukur kepada Allah SWT yang menggambarkan semua hal-hal ini. Dan memberikan kesempatan kepada saya bisa tinggal di Indonesia. Saya juga merasa nyaman dengan orang Indonesia, biasanya orang Indonesia sangat suka orang asing dan selalu membantu saya. Di sini merasa saya masih di Mesir, walaupun  sangat jauh dari Negara saya dan keluarga saya. Saya merasa Indonesia sebagai negara saya dan orang-orang Indonesia adalah keluarga saya. Dulu saya tidak paham kenapa semboyan Negara Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, tetapi setelah saya datang ke sini dan melihat multikuturalism di Negara Indonesia saya sudah paham artinya. Indonesia adalah Negara yang sangat unik dan berbeda, di sini ada 6 agama dan hampir 700 bahasa. Orang Indonesia semuanya berbeda tetapi saya selalu merasa semuanya tinggal disini bersama. Saya berharap bisa menyebarkan filosofi negera ini, Bhinneka Tunggal Ika.


Posting Komentar

0 Komentar